Jakarta, Sinar Harapan
Kota besar seperti Jakarta bukan lagi tempat yang sehat untuk membesarkan anak. Setiap hari seorang anak harus menghirup asap hitam knalpot kendaraan umum. Selain pelbagai penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA), ada yang lebih mengancam anak-anak kita, yakni menderita penurunan Intelligent Quotient (IQ) otak.
”Pengaruhnya tidak langsung dirasakan oleh anak, melainkan berlangsung sejak dalam kandungan. Kandungan zat berbahaya seperti logam berat pada emisi kendaraan akan terhisap oleh si ibu, dan mengalir melalui darah menembus ari-ari sebagai barrier. Semua kandungan logam berat tadi mengganggu pertumbuhan dan fungsi otak ketika janin itu dilahirkan,” jelas Dr. Monang Tampubolon, spesialis kesehatan anak dan dosen Fakultas Kedokteran Ukrida saat dihubungi di Jakarta, Kamis (3/4). Dari air susu ibu (ASI), polutan berbahaya dapat pula ”mencemari” otak bayi.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) DKI Jakarta sempat mengadakan studi pada 2001 yang menyatakan bahwa ibu-ibu di pinggiran kota memiliki ASI berkadar timbel 10 -30 ug per kilogram. Kadar ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di pedesaan, yakni satu sampai dua ug per kilogram. Polutan timbel yang terdapat dalam solar mampu memicu gangguan kesehatan kaum perempuan dan balita. Ion-ion timbel ini berimbas pada perkembangan sel-sel otak balita.
Sebagian besar kendaraan bermotor di kota-kota besar masih menggunakan bahan bakar fosil seperti hidrogen (H) dan karbon (C). Hasil pembakarannya memunculkan senyawa Hidro Karbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (Co2) juga Nox. Namun akibat menghemat, banyak kendaraan yang masih menggunakan solar sebagai bahan bakar. Solar menghasilkan senyawa berbahaya, timbel alias plumbum (Pb).Polutan inilah yang menjadi pemicu gangguan fungsi otak yang utama.
CO lebih menyerang ke anak-anak dan orang dewasa secara langsung, yakni menyebabkan kepala pusing, pandangan menjadi kabur, bahkan bisa pingsan dan kehilangan koordinasi saraf. Di luar ancaman penurunan tingkat kecerdasan, polusi udara juga memicu bronkitis, pneumonia, asma serta gangguan fungsi paru.
Bukan janin dalam kandungan saja yang ikut terancam kehilangan kualitas kecerdasan, tapi juga anak-anak dalam masa tumbuh kembang. Timbel alias timah hitam ikut mencemari sayur dan buah-buahan yang dikonsumsi anak-anak.
Beberapa tahun yang lalu United Nations Environmental Programme (UNEP) telah menempatkan Jakarta sebagai kota terpolusi nomor tiga di dunia setelah Meksiko dan Bangkok. Bisa dibayangkan betapa parahnya ancaman polutan emisi gas buang di metropolitan ini.
Padahal tanpa harus berhadapan dengan fakta tersebut, anak Indonesia sudah tergolong lemah dan memiliki angka kematian tinggi. Berdasar catatan UNICEF, laju tingkat kematian anak Indonesia termasuk tinggi dibanding negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Sebagai perbandingan, tahun 1997 tingkat kematian anak di Jakarta mencapai 28, di Kalimantan 67, di NTB mencapai angkat 81 perseribu kelahiran. Sedangkan di Thailand hanya 30, dan Malaysia hanya sembilan.
Menurut Monang, mayoritas anak Indonesia lebih rentan terserang penyakit dibanding dengan anak dari negara lain. Ini tak lain dipicu masalah kurang gizi yang sejak lama menjadi kendala utama pembangunan bangsa. Departemen Kesehatan (Depkes) mencatat bahwa pada 1999 ada sekitar delapan persen anak Indonesia kekurangan gizi. Ini artinya ada sekitar 1,8 juta anak balita di seantero Indonesia menderita malnutrisi. Namun realitas yang ada di lapangan bisa lebih dari itu.
”Walaupun gizi masih menjadi masalah utama anak Indonesia, pada akhirnya penyakit yang timbul akibat pencemaran udara akan menjadi parah pula,” tutur dokter yang membuka praktik di bilangan Kalibata ini. Keduanya sama-sama berdampak buruk, yakni merosotnya tingkat IQ. Di Jakarta dan kota besar lain masalah gizi bisa jadi tidak separah di daerah. Selaras dengan itu, kualitas kecerdasan mereka yang mendapat asupan gizi cukup akan membaik juga. Namun di banyak daerah kekurangan gizi, perkembangan otaknya terhambat. Maka Monang tidak heran kalau pelajar yang berhasil tembus perguruan tinggi negeri lebih banyak berasal dari kota besar di mana kebutuhan gizinya terpenuhi.
Hal lain yang patut dicermati adalah polusi udara akibat asap rokok. Monang berpendapat bahwa hingga saat ini belum ada penelitian apakah asap rokok termasuk zat berbahaya bagi otak anak. Yang jelas, ibu hamil yang menghisap rokok bisa berakibat fatal terhadap janin yang dikandungnya. Pembuluh darah sang ibu akan mengecil sehingga suplai darah ke calon bayi terhalang. Akan banyak dampak yang diderita bayi di samping sekadar pertumbuhan badan yang terlambat, namun juga kemampuan mentalnya.
”Gizi memang masih menjadi faktor utama perkembangan otak. Tapi kita juga jangan meremehkan faktor lain seperti polusi udara,” ujar Monang. Dan yang memprihatinkan, kendati polusi udara di Indonesia tergolong tinggi, tidak ada satu pun ahli kesehatan udara yang tersedia. Bahkan bidang studinya pun belum tersedia di semua perguruan tinggi. Padahal, menurut Monang, di banyak negara maju kehadiran seorang dokter ahli kesehatan udara sangat diperlukan dalam pembangunan proyek-proyek gedung di kota besar. (mer)
Copyright © Sinar Harapan 2003
Minggu, 23 Maret 2008
Minggu, 16 Maret 2008
Rindu Toraja
Aku ke Toraja baru sekali...itupun udah lamaaa banget.
Waktu itu tahun 1997 , aku masih kuliah dan ikutan ekspedisi panjat tebing di Bambapuang, Enrekang (itu deket Toraja) . Ekspedisinya sendiri mengesankan banget ...cewek semua ...manjat tebing out of nowhere ( waktu itu seh masih jarang rumah penduduk ) . He he kayaknya tentang ekspedisi ini sendiri harus 1 topik khusus mbahasnya .
Yang jelas selesai ekspedisi aku dan teman2ku Ita, Andi, Maya, Nadira dan tim pendukung jalan2 ke Toraja . Begitu sampai disana kebetulan suasananya rada mendung ... perasaanku damai banget , ni kota indah bener ( bayanganku waktu itu ...kayak Nepal kali ya ...he he sok tahu abis deh). Aku langsung berkhayal ... nti bulan madu aku mau ke Toraja ( sayangnya sampai sekarang belum kesampaian he he)
Disana kita ke Rantepao dan di jamu abis sama Bang Agus Lamba, dia itu salah seorang tokoh pemuda disana , dia punya wisma dan usaha tourist guide . Kita diajak rafting di Sungai Maiting .... Masya Allah ...itu sungai baguuus banget , walaupun kecil tapi alirannya lancar dan berwarna bening kehijauan . Belum lagi pemandangan sepanjang sungai ...tebing batu yang baguus, sekali2 ada biawak di pinggir. Walaupun udah sepuluh tahun yang lalu ...kayak masih terbayang di mataku sekarang.
Waktu itu sempet juga ngeliat upacara adat ...bukan pemakaman sih , upacara mindahin makam...jadi nggak terlalu besar . But still ..Unique. Sempet juga jalan2 liat pasar sapi yang rame banget
Pingin banget deh balik ke Sulawesi , jalan2 ma suami ke Makassar, Maros, Bantimurung dan tentunya Toraja .
Mungkin nanti kalau anak2 sudah agak besar ya ...sekarang ngumpulin dananya dulu :))
Waktu itu tahun 1997 , aku masih kuliah dan ikutan ekspedisi panjat tebing di Bambapuang, Enrekang (itu deket Toraja) . Ekspedisinya sendiri mengesankan banget ...cewek semua ...manjat tebing out of nowhere ( waktu itu seh masih jarang rumah penduduk ) . He he kayaknya tentang ekspedisi ini sendiri harus 1 topik khusus mbahasnya .
Yang jelas selesai ekspedisi aku dan teman2ku Ita, Andi, Maya, Nadira dan tim pendukung jalan2 ke Toraja . Begitu sampai disana kebetulan suasananya rada mendung ... perasaanku damai banget , ni kota indah bener ( bayanganku waktu itu ...kayak Nepal kali ya ...he he sok tahu abis deh). Aku langsung berkhayal ... nti bulan madu aku mau ke Toraja ( sayangnya sampai sekarang belum kesampaian he he)
Disana kita ke Rantepao dan di jamu abis sama Bang Agus Lamba, dia itu salah seorang tokoh pemuda disana , dia punya wisma dan usaha tourist guide . Kita diajak rafting di Sungai Maiting .... Masya Allah ...itu sungai baguuus banget , walaupun kecil tapi alirannya lancar dan berwarna bening kehijauan . Belum lagi pemandangan sepanjang sungai ...tebing batu yang baguus, sekali2 ada biawak di pinggir. Walaupun udah sepuluh tahun yang lalu ...kayak masih terbayang di mataku sekarang.
Waktu itu sempet juga ngeliat upacara adat ...bukan pemakaman sih , upacara mindahin makam...jadi nggak terlalu besar . But still ..Unique. Sempet juga jalan2 liat pasar sapi yang rame banget
Pingin banget deh balik ke Sulawesi , jalan2 ma suami ke Makassar, Maros, Bantimurung dan tentunya Toraja .
Mungkin nanti kalau anak2 sudah agak besar ya ...sekarang ngumpulin dananya dulu :))
Sabtu, 08 Maret 2008
LASKAR PELANGI ...sebuah Aufklarung buat saya
Mungkin saya rada telat membaca buku Laskar Pelangi tulisan Andrea Hirata ...tapi terus terang saya terkesan sekali dengan isinya.
Buat yang belum membaca buku ini ...buku ini berkisah tentang perjuangan 10 orang anak untuk dapat menempuh pendidikan dasar di daerah Belitung dengan berbagai hambatannya mulai dari dana, bangunan sekolah, jarak . Bener - bener menohok ya...bahwa di Indonesia , malahan di daerah yang kaya sumber daya alam ..pendidikan begitu sulit ditempuh. Mudah- mudahan para petinggi negeri membaca buku ini ...
Yang jelas setelah membaca buku ini saya tercenung , yang bisa saya ambil 'hikmahnya' :) ... Hidup adalah perjuangan ( he he kayak Bang Roma ya ?) . Waktu membaca buku ini kebetulan saya yang sedang merintis bisnis sendiri sedang merasa down...merasa kok target saya belum tercapai ya . Membaca buku ini saya merasa tertampar ...betapa anak2 yang untuk sekolah SD aja harus bersepeda 40 km , atau anak2 yang sebelum sekolah harus menjadi kuli dulu tetap saja menikmati hidup
Saya juga menemukan bukti nyata dari The Secret pada perjalanan hidup Ikal atawa Andrea... Bener seperti Rhonda jabarkan di bukunya The Secret ( yang juga amazing menurut saya ) bahwa kita harus punya satu keinginan kuat yang ingin dicapai dan Alam (Universe) akan memberikannya kepada kita .
Tapi dengan Laskar Pelangi saya baru 'ngeh' ...kita nggak cukup Meminta (Ask) saja ke pada Alam..menuju itu ada usaha konsisten ,pantang mundur dan semangat baja ...baru Alam ( kalau menurut saya Allah) akan mengabulkan. Diceritakan Ikal dan Arai akhirnya tercapai juga keinginannya untuk Sekolah di Sorbonne ....tapi dengan usaha yang membuat saya merinding ..mulai dari jadi kuli di pelabuhan sampai bekerja sambil kuliah. Bener2 buku ini menjadi Aufklarung (pencerahan) buat saya
Jadi saya ambil kesimpulannya ...tetapkan target kita, simpan dalam pikiran, kerja keras tanpa kompromi dalam prosesnya ..dan hasilnya akan datang . Toh yang di atas pasti melihat usaha yang kita lakukan
Kalau dalam Islam kan dituliskan Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga kaum itu berusaha merubah nasibnya sendiri. Atau mungkin petatah lama bilang Ora et Labora
Buat yang belum membaca buku ini ...buku ini berkisah tentang perjuangan 10 orang anak untuk dapat menempuh pendidikan dasar di daerah Belitung dengan berbagai hambatannya mulai dari dana, bangunan sekolah, jarak . Bener - bener menohok ya...bahwa di Indonesia , malahan di daerah yang kaya sumber daya alam ..pendidikan begitu sulit ditempuh. Mudah- mudahan para petinggi negeri membaca buku ini ...
Yang jelas setelah membaca buku ini saya tercenung , yang bisa saya ambil 'hikmahnya' :) ... Hidup adalah perjuangan ( he he kayak Bang Roma ya ?) . Waktu membaca buku ini kebetulan saya yang sedang merintis bisnis sendiri sedang merasa down...merasa kok target saya belum tercapai ya . Membaca buku ini saya merasa tertampar ...betapa anak2 yang untuk sekolah SD aja harus bersepeda 40 km , atau anak2 yang sebelum sekolah harus menjadi kuli dulu tetap saja menikmati hidup
Saya juga menemukan bukti nyata dari The Secret pada perjalanan hidup Ikal atawa Andrea... Bener seperti Rhonda jabarkan di bukunya The Secret ( yang juga amazing menurut saya ) bahwa kita harus punya satu keinginan kuat yang ingin dicapai dan Alam (Universe) akan memberikannya kepada kita .
Tapi dengan Laskar Pelangi saya baru 'ngeh' ...kita nggak cukup Meminta (Ask) saja ke pada Alam..menuju itu ada usaha konsisten ,pantang mundur dan semangat baja ...baru Alam ( kalau menurut saya Allah) akan mengabulkan. Diceritakan Ikal dan Arai akhirnya tercapai juga keinginannya untuk Sekolah di Sorbonne ....tapi dengan usaha yang membuat saya merinding ..mulai dari jadi kuli di pelabuhan sampai bekerja sambil kuliah. Bener2 buku ini menjadi Aufklarung (pencerahan) buat saya
Jadi saya ambil kesimpulannya ...tetapkan target kita, simpan dalam pikiran, kerja keras tanpa kompromi dalam prosesnya ..dan hasilnya akan datang . Toh yang di atas pasti melihat usaha yang kita lakukan
Kalau dalam Islam kan dituliskan Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga kaum itu berusaha merubah nasibnya sendiri. Atau mungkin petatah lama bilang Ora et Labora
PENGENALAN ALFABET
Pengenalan alfabet buat batita harus jauh dari kesan formal. Cukup dengan sering-sering membacakannya buku cerita. Selanjutnya, menginjak usia 2 tahunan, si kecil boleh diperkenalkan pada alfabet yang lebih kompleks. Ajak dia untuk menyebutkan nama-nama huruf yang ada di hadapannya atau yang kita tunjuk. Latihan ini kemudian kita tingkatkan dengan mengajaknya "membaca" kata demi kata.
Nah, agar acara pengenalan alfabet dan belajar "membaca" ini bisa diikuti si kecil, orangtua harus tahu cara penyampaiannya yang tepat bagi masing-masing anak. Asal tahu saja, tidak ada cara pengenalan alfabet dan belajar "membaca" yang paling baik karena semuanya baik dan benar. Tinggal cara yang mana yang disenanginya. Apa saja tekniknya? Silakan pilih yang paling pas, dan ingat lakukan sambil bermain. Jangan memaksa kalau si kecil terlihat kurang berminat.
HURUF DEMI HURUF
Sambil bernyanyi tunjuk setiap huruf dalam abjad yang sudah kita tuliskan pada kertas atau white board. Ingat, ucapkan pelafalannya secara benar. Selain itu antara apa yang kita ucapkan dan apa yang kita tunjuk harus sesuai. Contohnya, saat mengucapkan "a", tangan kita harus menunjuk pada huruf "a". Usahakan perhatian si kecil sepenuhnya tertuju pada bagaimana cara kita mengucapkan huruf demi huruf tadi.
Yang namanya pengenalan tentu saja jangan banyak-banyak dulu. Di hari pertama, contohnya, cukup dari huruf "a" sampai "g". Keesokan harinya mintalah anak untuk menyebut huruf-huruf yang telah dikenalkan. Kemudian teruskan dengan huruf "h" hingga huruf "m". Begitu seterusnya. Bila semua huruf telah dikenalkan, nyanyikan lagu ABC. Sekiranya huruf-huruf dari "a" sampai "z" sudah familiar di telinganya, secara spontan anak pasti ingin ikut menyanyikannya.
Pada kesempatan lain, pengenalan bisa dilanjutkan dengan menggabungkan huruf mati/konsonan dengan huruf hidup/vokal menjadi suku kata. Di tahap awal batasi penggabungan dua huruf saja dan pilihkan huruf-huruf yang relatif mudah diucapkan batita. Bukankah huruf "b" jauh lebih mudah dilafalkan ketimbang huruf "z", misalnya. Jadi, kenalkan anak pada pengulangan rangkaian bunyi sederhana seperti "bi-bi", "ba-ba", "bo-bo", "ta-ta" dan sejenisnya. Sah-sah saja bila sesekali diselingi kata-kata utuh, seperti "papa", "mama", rumah", "tidur", "makan" dan sebagainya. Pastikan semua huruf-huruf tadi tertulis besar-besar sehingga mudah dikenali anak.
KENALKAN MELALUI BENDA
Supaya lebih mengena, ada baiknya kenalkan langsung ke bendanya. Yang pasti, cermati dulu hal-hal apa yang paling disukai anak. Contohnya, selagi anak asyik memainkan boneka, alihkan sebentar perhatiannya ke white board atau kertas besar sambil menuliskan kata "boneka" dalam ukuran besar. Bisa juga "ini boneka," atau "boneka tidur" sambil kita tuliskan dan tunjukkan kata "tidur". Dengan demikian anak akan mengenal langsung huruf-huruf dan kata lewat benda-benda yang akrab dengan kesehariannya.
MONTESSORI SCHOOL
Cara ini berangkat dari pengenalan terhadap bunyi setiap huruf lebih dulu. Misalnya, "a" dibaca "a" sambil peragakan bagaimana kita membuka mulut sedemikian rupa sampai mengeluarkan bunyi "a". Lanjutkan pengenalan ini dengan memasukkan huruf yang dimaksud dalam sebuah kata, misalnya "a" untuk apel, "b" untuk becak, dan seterusnya. Kemudiakan pandai-pandailah mengkreasikannya menjadi sebuah lagu yang riang gembira.
FINGER PAINTING
Cara lain, gunakan kertas amplas yang agak halus untuk membuat huruf. Lalu mintalah anak untuk meraba huruf tersebut dengan jarinya pada bagian yang agak kasar tadi. Setelah beberapa kali melakukan perabaan ini mintalah anak untuk menuliskan huruf tersebut di kertas berukuran besar. Cara yang sama bisa juga dilakukan dengan finger painting menggunakan cat air. Jadi huruf demi huruf akan ditulis di kertas menggunakan jari-jari mungilnya. Yang pasti, cara ini tidak mengikat orangtua untuk memulai pengenalannya terhadap huruf. Mau huruf vokal lebih dulu atau sebaliknya konsonan terlebih dulu, boleh-boleh saja kok.
GAMES FOR LEARNING
Anak diperkenalkan huruf-huruf lewat permainan. Gampangnya, modifikasikan permainan catur. Setiap kotak di papan catur dituliskan huruf-huruf. Mintalah anak melakukan apa yang kita perintahkan, misalnya, "Ayo Dek taruh kudanya di huruf 'm'." Setelah cukup mengenal huruf-huruf dalam abjad, tuliskan masing-masing huruf dalam ukuran besar-besar di selembar kertas. Kemudian mintalah si batita menempelkan kertas berisi huruf tadi pada benda yang ada di rumah. Contohnya, "Tempelkan huruf 'p' ini ke pintu." Kegiatan ini pasti amat menyenangkan hingga anak tidak terasa sedang belajar tentang huruf.
METODE KINDERLAND
Metode ini mengharuskan anak mengenal alfabet lebih dulu sekaligus kata-kata yang terdiri dari 3 huruf, seperti bad, cat, dog dan sebagainya. Sayangnya, metode ini agak sulit diterapkan kala ingin memperkenalkan anak pada kata-kata dalam bahasa Indonesia. Sebab jarang sekali sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang terdiri dari 3 huruf. Belum lagi pelafalannya yang amat berbeda dengan pelafalan dalam bahasa Indonesia. Setelah fasih di kata dengan 3 huruf, naikkan tingkat kesulitan pada kata yang terdiri dari huruf lebih banyak hingga akhirnya anak bisa "membaca" kata demi kata.
METODE FLASH CARD
Selain bisa membeli kartu-kartu yang sudah jadi, kita pun bisa membuatnya dari potongan-potongan karton bertuliskan kata bermakna tertentu sementara di baliknya terdapat gambar benda yang sesuai. Tunjukkan secara teratur setiap hari kata-kata tersebut. Tak perlu banyak-banyak, tapi cukup 1-3 flash card setiap hari. Hari demi hari tambahkan jumlah flash card yang diperlihatkan.
KARPET ALFABET
Kini banyak dijual alas lantai/karpet yang bertuliskan huruf-huruf alfabet. Pasanglah karpet berbentuk kepingan-kepingan tersebut di ruang bermain atau di kamar tidur anak. Menjelang tidur, ajaklah anak sejenak melakukan games. "Mana huruf 'm'?" sambil minta anak untuk menunjukannya. Bisa juga meminta anak memasangkan kembali kepingan-kepingan karpet tadi hingga membentuk sebuah kata bermakna. Setelah selesai melakukan tugasnya, ajak anak untuk membacanya. Misalnya, "s e p e d a".
BELAJAR MENGETIK
Menekan tuts-tuts huruf pada keyboard komputer mendatangkan kesenangan tersendiri bagi anak usia ini. Apalagi ketika ia mengetik tuts tertentu akan muncul huruf tertentu pula di layar monitor. Pilihkan font size yang cukup besar. Setiap kali ada kesempatan bimbing batita untuk mengetik nama-nama atau kata-kata bermakna di komputer. Misalnya, namanya sendiri, nama ayah, ibu, kakak, nenek ataupun sosok lain yang akrab dengannya. Atau kata-kata bermakna seperti "motor", "cangkir", "mata" dan sebagainya. Ajaklah anak untuk melafalkan setiap kata begitu ia selesai menuliskannya. Pilihan program yang hendak digunakan terserah orangtua, apakah Word atau Power point. Bisa juga dengan membuat variasi pengenalan tadi menjadi games yang pasti menarik bagi anak usia ini.
KATA DEMI KATA
Mengenalkan alfabet pada batita tidak harus huruf satu per satu atau pun dieja seperti "ba", "bi", "bu", melainkan langsung kata demi kata. Penerapannya bisa dilakukan dengan menuliskan sebuah kata di atas karton berukuran sedang. Contohnya "tas". Akan lebih baik jika sertakan pula gambar tas pada lembar karton yang sama. Setiap hari, setidaknya 3x sehari, pagi, siang dan sore, bacakan dan perlihatkan sekitar 5 kata. Bisa juga dengan memanfaatkan VCD lagu anak-anak yang menampilkan lirik lagu. Sambil bernyanyi mengikuti lirik lagu yang tampil di layar teve, tunjuk satu demi satu kata yang tengah dinyanyikan. Sesekali tanyakan pada si batita kata apa yang sedang kita tunjuk.
STORY TELLING
Setiap hari, khususnya menjelang tidur, bacakan cerita-cerita menarik untuk si batita. Usahakan cerita-cerita tersebut berasal dari buku cerita bergambar yang tulisannya besar-besar. Jangan lupa, sambil membacakan tunjuk pula kata yang ada pada buku.
MELENGKAPI KATA
Seperti halnya membuat flash card, namun kata yang dimaksud sengaja ditulis tidak lengkap. Contohnya, "mobil" cukup ditulis "mo....". Nah, saat menunjukkan kartu tersebut mintalah si batita untuk meneruskan penggalan kata yang tidak tertulis di situ. Jangan lupa sambil menunjukkan gambar yang sesuai dengan kata yang tertulis sebagai kunci jawaban bagi anak.
POSTER HURUF SEBAGAI HIASAN
Pasang poster alfaber di dinding kamar anak. Dengan demikian setiap kali masuk kamarnya, perhatian anak bisa langsung tertuju pada huruf-huruf yang ada di lembar poster tersebut. Ada baiknya bila orangtua ikut mengingatkan anak pada huruf-huruf tersebut dengan menyanyikan lagu ABC setiap kali masuk kamar. Jika ia sudah familiar tingkatkan pengenalannya dengan mengganti poster hiasan tersebut dengan poster serupa berisi kata-kata bermakna yang dilengkapi dengan gambarnya.
Diambil dari tulisan Gazali Solahuddin (dari berbagai sumber). di tabloid-nakita
Nah, agar acara pengenalan alfabet dan belajar "membaca" ini bisa diikuti si kecil, orangtua harus tahu cara penyampaiannya yang tepat bagi masing-masing anak. Asal tahu saja, tidak ada cara pengenalan alfabet dan belajar "membaca" yang paling baik karena semuanya baik dan benar. Tinggal cara yang mana yang disenanginya. Apa saja tekniknya? Silakan pilih yang paling pas, dan ingat lakukan sambil bermain. Jangan memaksa kalau si kecil terlihat kurang berminat.
HURUF DEMI HURUF
Sambil bernyanyi tunjuk setiap huruf dalam abjad yang sudah kita tuliskan pada kertas atau white board. Ingat, ucapkan pelafalannya secara benar. Selain itu antara apa yang kita ucapkan dan apa yang kita tunjuk harus sesuai. Contohnya, saat mengucapkan "a", tangan kita harus menunjuk pada huruf "a". Usahakan perhatian si kecil sepenuhnya tertuju pada bagaimana cara kita mengucapkan huruf demi huruf tadi.
Yang namanya pengenalan tentu saja jangan banyak-banyak dulu. Di hari pertama, contohnya, cukup dari huruf "a" sampai "g". Keesokan harinya mintalah anak untuk menyebut huruf-huruf yang telah dikenalkan. Kemudian teruskan dengan huruf "h" hingga huruf "m". Begitu seterusnya. Bila semua huruf telah dikenalkan, nyanyikan lagu ABC. Sekiranya huruf-huruf dari "a" sampai "z" sudah familiar di telinganya, secara spontan anak pasti ingin ikut menyanyikannya.
Pada kesempatan lain, pengenalan bisa dilanjutkan dengan menggabungkan huruf mati/konsonan dengan huruf hidup/vokal menjadi suku kata. Di tahap awal batasi penggabungan dua huruf saja dan pilihkan huruf-huruf yang relatif mudah diucapkan batita. Bukankah huruf "b" jauh lebih mudah dilafalkan ketimbang huruf "z", misalnya. Jadi, kenalkan anak pada pengulangan rangkaian bunyi sederhana seperti "bi-bi", "ba-ba", "bo-bo", "ta-ta" dan sejenisnya. Sah-sah saja bila sesekali diselingi kata-kata utuh, seperti "papa", "mama", rumah", "tidur", "makan" dan sebagainya. Pastikan semua huruf-huruf tadi tertulis besar-besar sehingga mudah dikenali anak.
KENALKAN MELALUI BENDA
Supaya lebih mengena, ada baiknya kenalkan langsung ke bendanya. Yang pasti, cermati dulu hal-hal apa yang paling disukai anak. Contohnya, selagi anak asyik memainkan boneka, alihkan sebentar perhatiannya ke white board atau kertas besar sambil menuliskan kata "boneka" dalam ukuran besar. Bisa juga "ini boneka," atau "boneka tidur" sambil kita tuliskan dan tunjukkan kata "tidur". Dengan demikian anak akan mengenal langsung huruf-huruf dan kata lewat benda-benda yang akrab dengan kesehariannya.
MONTESSORI SCHOOL
Cara ini berangkat dari pengenalan terhadap bunyi setiap huruf lebih dulu. Misalnya, "a" dibaca "a" sambil peragakan bagaimana kita membuka mulut sedemikian rupa sampai mengeluarkan bunyi "a". Lanjutkan pengenalan ini dengan memasukkan huruf yang dimaksud dalam sebuah kata, misalnya "a" untuk apel, "b" untuk becak, dan seterusnya. Kemudiakan pandai-pandailah mengkreasikannya menjadi sebuah lagu yang riang gembira.
FINGER PAINTING
Cara lain, gunakan kertas amplas yang agak halus untuk membuat huruf. Lalu mintalah anak untuk meraba huruf tersebut dengan jarinya pada bagian yang agak kasar tadi. Setelah beberapa kali melakukan perabaan ini mintalah anak untuk menuliskan huruf tersebut di kertas berukuran besar. Cara yang sama bisa juga dilakukan dengan finger painting menggunakan cat air. Jadi huruf demi huruf akan ditulis di kertas menggunakan jari-jari mungilnya. Yang pasti, cara ini tidak mengikat orangtua untuk memulai pengenalannya terhadap huruf. Mau huruf vokal lebih dulu atau sebaliknya konsonan terlebih dulu, boleh-boleh saja kok.
GAMES FOR LEARNING
Anak diperkenalkan huruf-huruf lewat permainan. Gampangnya, modifikasikan permainan catur. Setiap kotak di papan catur dituliskan huruf-huruf. Mintalah anak melakukan apa yang kita perintahkan, misalnya, "Ayo Dek taruh kudanya di huruf 'm'." Setelah cukup mengenal huruf-huruf dalam abjad, tuliskan masing-masing huruf dalam ukuran besar-besar di selembar kertas. Kemudian mintalah si batita menempelkan kertas berisi huruf tadi pada benda yang ada di rumah. Contohnya, "Tempelkan huruf 'p' ini ke pintu." Kegiatan ini pasti amat menyenangkan hingga anak tidak terasa sedang belajar tentang huruf.
METODE KINDERLAND
Metode ini mengharuskan anak mengenal alfabet lebih dulu sekaligus kata-kata yang terdiri dari 3 huruf, seperti bad, cat, dog dan sebagainya. Sayangnya, metode ini agak sulit diterapkan kala ingin memperkenalkan anak pada kata-kata dalam bahasa Indonesia. Sebab jarang sekali sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang terdiri dari 3 huruf. Belum lagi pelafalannya yang amat berbeda dengan pelafalan dalam bahasa Indonesia. Setelah fasih di kata dengan 3 huruf, naikkan tingkat kesulitan pada kata yang terdiri dari huruf lebih banyak hingga akhirnya anak bisa "membaca" kata demi kata.
METODE FLASH CARD
Selain bisa membeli kartu-kartu yang sudah jadi, kita pun bisa membuatnya dari potongan-potongan karton bertuliskan kata bermakna tertentu sementara di baliknya terdapat gambar benda yang sesuai. Tunjukkan secara teratur setiap hari kata-kata tersebut. Tak perlu banyak-banyak, tapi cukup 1-3 flash card setiap hari. Hari demi hari tambahkan jumlah flash card yang diperlihatkan.
KARPET ALFABET
Kini banyak dijual alas lantai/karpet yang bertuliskan huruf-huruf alfabet. Pasanglah karpet berbentuk kepingan-kepingan tersebut di ruang bermain atau di kamar tidur anak. Menjelang tidur, ajaklah anak sejenak melakukan games. "Mana huruf 'm'?" sambil minta anak untuk menunjukannya. Bisa juga meminta anak memasangkan kembali kepingan-kepingan karpet tadi hingga membentuk sebuah kata bermakna. Setelah selesai melakukan tugasnya, ajak anak untuk membacanya. Misalnya, "s e p e d a".
BELAJAR MENGETIK
Menekan tuts-tuts huruf pada keyboard komputer mendatangkan kesenangan tersendiri bagi anak usia ini. Apalagi ketika ia mengetik tuts tertentu akan muncul huruf tertentu pula di layar monitor. Pilihkan font size yang cukup besar. Setiap kali ada kesempatan bimbing batita untuk mengetik nama-nama atau kata-kata bermakna di komputer. Misalnya, namanya sendiri, nama ayah, ibu, kakak, nenek ataupun sosok lain yang akrab dengannya. Atau kata-kata bermakna seperti "motor", "cangkir", "mata" dan sebagainya. Ajaklah anak untuk melafalkan setiap kata begitu ia selesai menuliskannya. Pilihan program yang hendak digunakan terserah orangtua, apakah Word atau Power point. Bisa juga dengan membuat variasi pengenalan tadi menjadi games yang pasti menarik bagi anak usia ini.
KATA DEMI KATA
Mengenalkan alfabet pada batita tidak harus huruf satu per satu atau pun dieja seperti "ba", "bi", "bu", melainkan langsung kata demi kata. Penerapannya bisa dilakukan dengan menuliskan sebuah kata di atas karton berukuran sedang. Contohnya "tas". Akan lebih baik jika sertakan pula gambar tas pada lembar karton yang sama. Setiap hari, setidaknya 3x sehari, pagi, siang dan sore, bacakan dan perlihatkan sekitar 5 kata. Bisa juga dengan memanfaatkan VCD lagu anak-anak yang menampilkan lirik lagu. Sambil bernyanyi mengikuti lirik lagu yang tampil di layar teve, tunjuk satu demi satu kata yang tengah dinyanyikan. Sesekali tanyakan pada si batita kata apa yang sedang kita tunjuk.
STORY TELLING
Setiap hari, khususnya menjelang tidur, bacakan cerita-cerita menarik untuk si batita. Usahakan cerita-cerita tersebut berasal dari buku cerita bergambar yang tulisannya besar-besar. Jangan lupa, sambil membacakan tunjuk pula kata yang ada pada buku.
MELENGKAPI KATA
Seperti halnya membuat flash card, namun kata yang dimaksud sengaja ditulis tidak lengkap. Contohnya, "mobil" cukup ditulis "mo....". Nah, saat menunjukkan kartu tersebut mintalah si batita untuk meneruskan penggalan kata yang tidak tertulis di situ. Jangan lupa sambil menunjukkan gambar yang sesuai dengan kata yang tertulis sebagai kunci jawaban bagi anak.
POSTER HURUF SEBAGAI HIASAN
Pasang poster alfaber di dinding kamar anak. Dengan demikian setiap kali masuk kamarnya, perhatian anak bisa langsung tertuju pada huruf-huruf yang ada di lembar poster tersebut. Ada baiknya bila orangtua ikut mengingatkan anak pada huruf-huruf tersebut dengan menyanyikan lagu ABC setiap kali masuk kamar. Jika ia sudah familiar tingkatkan pengenalannya dengan mengganti poster hiasan tersebut dengan poster serupa berisi kata-kata bermakna yang dilengkapi dengan gambarnya.
Diambil dari tulisan Gazali Solahuddin (dari berbagai sumber). di tabloid-nakita
Langganan:
Postingan (Atom)